Welcome to KPFEP


Motto

'Akauntan Menerajui Masa Hadapan'


Visi

'Memberi peluang kepada mahasiswa/i perakaunan untuk berinteraksi bersama badan-badan luar seperti badan profesional'


Misi

'Melahirkan mahasiswa/i yang berketerampilan, berdaya saing serta mampumengharungi cabaran arus globalisasi'

_____________________________________________________________

Wednesday, August 25, 2010

7 Quick Ways to Calm Down

1. Walk Away



Know your triggers. If a conversation about global warming, consumerism, or the trash crisis in the world is overwhelming you, simply excuse yourself.



2. Close Your Eyes


Gently let the world disappear, and go within to regain your equilibrium. Ever since my mom came down with blepharospasm (a neurological tick of the eyelid), I've become aware of how important shutting our eyes is to the health of the nervous system.


3.Find Some Solitude

This can be challenging if you are at work, or at home with kids as creative and energetic as mine. But we all need some private time to let the nervous system regenerate.


4. Go Outside

4. Go Outside

This is a true lifesaver for me. I need to be outside for at least an hour every day to get my sanity fix. Granted, I'm extremely lucky to be able to do so as a stay-at-home mom. But I think I would somehow work it into my schedule even if I had to commute into the city every day.


5. Find Some Water

5. Find Some Water

"Water helps in many ways," writes Elaine Aron. "When overaroused, keep drinking it--a big glass of it once an hour. Walk beside some water, look at it, listen to it. Get into some if you can, for a bath or a swim. Hot tubs and hot springs are popular for good reasons."



6. Breathe Deeply

6. Breathe Deeply

Breathing is the foundation of sanity, because it is the way we provide our brain and every other vital organ in our body with the oxygen needed for us to survive. Breathing also eliminates toxins from our systems. There are "Four Square" method of breathing to reduce anxiety:

1. Breathe in slowly to a count of four.
2. Hold the breath for a count of four.
3. Exhale slowly through pursed lips to a count of four.
4. Rest for a count of four (without taking any breaths).
5. Take two normal breaths.
6. Start over again with number one.


7. Listen to Music

7. Listen to Music

A
cross the ages, music has been used to soothe and relax.

"Softly, deftly, music shall caress you, Feel it, hear it, secretly possess you..."

The gorgeous song--like all good music--could stroke that tender place within us that words couldn't get to.

Monday, August 23, 2010

When The Going Gets Tough

Identify problems early
  • Problems are easier to solve with if you tackle them early. Don't let the desire for success blind you to signs that things may be going wrong.
Act early
  • Golden rules provide some quick tips that apply to any business in trouble.
Get advice
  • Refer to national advice services can help you get the objective assessment of your options on making the right decisions.
There's always a way out
  • Whatever course of action you decide on, limiting the damage now will help you save resources for the future.
  • If your business cannot be saved, an orderly retreat is the next best thing. It will help when it comes to preparing the ground for your next venture.
Business health check
  • Take 15 minutes to check you have got everything covered. It could save you a lot of time and money in future.
Source: http:/.ec.europa.eu

Sunday, August 22, 2010

Riwayat dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Hak seseorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, dan mendoakan orang yang bersin.”

Mendoakan Ketika Bersin

bersin 201x220 Bersin 161 Kilometer/Jam

  1. Orang yang bersin ucap – Alhamdulillah (segala puji bagi Allah)
  2. Orang yang mendengar ucap – yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)
  3. Orang yang bersin ucap lagi – yahdikumullah wa yushlihu balakum (semoga Allah memberikan hidayah dan memperbaiki keadaanmu)

Ada cerita mengenai dua orang yang bersin berdekatan Nabi Muhammad SAW. Baginda mendoakan (tasymit) seorang daripada keduanya, namun tidak mendoakan seorang yang lain. Ditanya alasannya, Rasulullah menjawab: “Sebab yang seorang mengucapkan ‘alhamdulillah’, sedangkan yang seorang lagi tidak membacanya.” (Hadis riwayat Bukhari).

Jadi orang bersin dan tidak membaca alhamdulillah tidak layak didoakan kerana tidak bersyukur nikmat yang Allah SWT kurniakan. Pada hal bersin termasuk antara nikmat daripada Allah yang manfaatnya sangat besar dan mustajab. Bersin adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya zat luar ke dalam tubuh.

Sunnahnya orang bersin merendahkan suaranya supaya tidak mengganggu dengan meletakkan tangannya atau pakaiannya ke wajahnya.

Abu Hurairah berkata: “Doakan saudaramu yang bersin sebanyak tiga kali, kalau lebih daripada tiga maka dia sedang selesema.

cermin diri

1. Senyum itu tanda kemesraan, diberi kepada manusia dianggap sedekah. Ketawa itu lambang kelalaian. Selalu dilakukan hati akan mati. Dibuat di hadapan manusia menghilangkan maruah diri.

2. Setiap kesalahan yang dilakukan jadikanlah pengajaran, insaflah ini tanda kelemahan diri, kesalilah keterlanjuran itu dan berazamlah tidak mengulanginya lagi.

3. Syukur nikmat dan sabar di dalam ujian amat mudah diucapkan tetapi amat sulit dilaksanakan.

4. Kesenangan dan kemewahan selalunya membawa kepada kesombongan dan kelalaian. Kesusahan dan penderitaan itu, selalunya membawa kekecewaan dan putus asa, kecuali orang yang mukmin.

5. Di antara tanda-tanda orang-orang yang sombong itu cepat melahirkan sifat marah, suka memotong percakapan orang, suka bermujadalah yakni bertegang leher, nampak di mukanya rasa tidak senang jika ada orang yang lebih darinya di satu majlis, bercakap meninggikan suara, pantang ditegur, tidak ada tanda-tanda kesal di atas kesalahan.

6. Orang yang sudah hilang sifat marah (dayus), cepat melahirkan sifat marah (lemah mujahadah). Orang yang ada sifat marah tapi dapat disembunyikan kecuali di tempat-tempat yang munasabah inilah manusia normal.

7. Tahu diri kita hamba itu adalah ilmu, merasa diri kita itu hamba itu penghayatan, yang kedua inilah akan lahir sifat tawaduk, malu, khusyuk, takut, hina dan lain-lain lagi sifat kehambaan.

8. Jika kita mengingati dosa, kita tidak nampak lagi kebaikan kita, apatah lagi untuk dibanggakan.

9. Lahirkan kemesraan kita sesama manusia kerana itu adalah haknya tapi jangan putus hati kita dengan ALLAH, ini adalah hakNYA pula.

10. Apabila rasa senang dengan pujian, rasa sakit dengan kehinaan menunjukkan kita ada kepentingan peribadi, tanda kita tidak ikhlas membuat sesuatu kebaikan.

cermin diri

1. Senyum itu tanda kemesraan, diberi kepada manusia dianggap sedekah. Ketawa itu lambang kelalaian. Selalu dilakukan hati akan mati. Dibuat di hadapan manusia menghilangkan maruah diri.

2. Setiap kesalahan yang dilakukan jadikanlah pengajaran, insaflah ini tanda kelemahan diri, kesalilah keterlanjuran itu dan berazamlah tidak mengulanginya lagi.

3. Syukur nikmat dan sabar di dalam ujian amat mudah diucapkan tetapi amat sulit dilaksanakan.

4. Kesenangan dan kemewahan selalunya membawa kepada kesombongan dan kelalaian. Kesusahan dan penderitaan itu, selalunya membawa kekecewaan dan putus asa, kecuali orang yang mukmin.

5. Di antara tanda-tanda orang-orang yang sombong itu cepat melahirkan sifat marah, suka memotong percakapan orang, suka bermujadalah yakni bertegang leher, nampak di mukanya rasa tidak senang jika ada orang yang lebih darinya di satu majlis, bercakap meninggikan suara, pantang ditegur, tidak ada tanda-tanda kesal di atas kesalahan.

6. Orang yang sudah hilang sifat marah (dayus), cepat melahirkan sifat marah (lemah mujahadah). Orang yang ada sifat marah tapi dapat disembunyikan kecuali di tempat-tempat yang munasabah inilah manusia normal.

7. Tahu diri kita hamba itu adalah ilmu, merasa diri kita itu hamba itu penghayatan, yang kedua inilah akan lahir sifat tawaduk, malu, khusyuk, takut, hina dan lain-lain lagi sifat kehambaan.

8. Jika kita mengingati dosa, kita tidak nampak lagi kebaikan kita, apatah lagi untuk dibanggakan.

9. Lahirkan kemesraan kita sesama manusia kerana itu adalah haknya tapi jangan putus hati kita dengan ALLAH, ini adalah hakNYA pula.

10. Apabila rasa senang dengan pujian, rasa sakit dengan kehinaan menunjukkan kita ada kepentingan peribadi, tanda kita tidak ikhlas membuat sesuatu kebaikan.

Thursday, August 19, 2010

Curriculum Vitae vs. Resume

The terms 'Curriculum Vitae' and 'resume' are generally interchangeable. However, few people know that they do differ in many ways. It is true that both are lists of the most relevant information of a person pertaining to job seeking. Both are used for the same purpose - i.e. seeking employment.

However, there are a few basic differences, i.e. while the Curriculum Vitae represents an in-depth and structured information about the professional experience and qualification of a person, the resume usually is the same thing in a very short form - hence, the name. The resume would usually represent a skeletal representation of what would otherwise be included in depth and detail in the Curriculum Vitae. This is why typically a CV would be two to three pages while the resume would not normally exceed one page.

The Curriculum Vitae is the most accepted form for job applications all over the world. You would find some basic variations in the order of presentation from country to country and sometimes from company to company. However, in terms of content, it basically remains the same.

The resume, on the other hand is the most accepted form for job applications in USA. Here, the Curriculum Vitae would be used exclusively for jobs in academics. A detailed Curriculum Vitae would also be demanded when you apply for government grants.

The Curriculum Vitae

The main features of the CV are outlined in brief below:

1. The Curriculum Vitae is a list of all your achievements until the date you are submitting it, presented in reverse chronological order (i.e. the latest achievements first)
2. The Curriculum Vitae is ideally two pages in length, though it can sometimes go up to three to five pages
3. The Curriculum Vitae would include everything that you have done and can be classified as work outside the home - whether paid or unpaid; hence, it is okay if the Curriculum Vitae contains voluntary and honorary positions and work done in such positions
4. The Curriculum Vitae structure is very systematic and is generally drawn in a specific order
5. The Curriculum Vitae is normally accompanied by a cover letter, which summarizes what it contains and points out the match of the applicant with the job
6. A Curriculum Vitae can be written in the following three styles: functional CV, targeted CV and performance CV

The Resume

The main features of the Resume are as under:

1. A resume is a precise and very brief document representing at-a-glance your key skills and main achievements
2. A resume should not be longer than one page, unless in rare exceptions
3. A resume would contain of only what is strictly relevant to the job applied and nothing else - it is more important here to have all the information contained within one page, that representing the information it in totality
4. The resume would highlight your skills and achievements above all other things
5. The resume is usually presented without a cover letter because the main reason you are submitting the resume, is fast processing; a cover letter would defeat the purpose
6. A resume usually can be written in three very different styles - (i) Chronological resume - whereby your skills and main achievements are listed by date starting with the most recent ones first, (ii) Functional resume - whereby your skills and experience are more highlighted than anything else and (iii) a combination of both - whereby both skill and achievements are presented hand-in-hand.

Curriculum vitae and Resume - So Similar Yet Different!

Wednesday, August 18, 2010

fadhilat ayat kursi-bulan Ramadhan


Fadhilatnya;


1. Ayat kursi merupakan ayat pendiding dari ganguan syaitan yang jahat.

2. Sesiapa yang membaca Ayat Kursi diibaratkan sepertimana ia membaca Al-Quran tiga kali khatam berturut-turut.

3. Sesiapa yang membaca Ayat Kursi, apabila di hari akhirat nanti Allah akan memberikan kepadanya mahkota yang menerangi semua penghuni dunia.

4. Sesiapa yang membaca Ayat Kursi akan diberikan pahala kebaikan kepadanya.

5. Ayat Kursi penangkis segala kerja-kerja jahat dari syaitan dan kuncu-kuncunya.

6. Ayat Kursi dapat menghilangkan perasaan ragu-ragu dan was-was yang datangnya daripada syaitan.


Antara fadhilat AYAT KURSI yang dapat dicatatkan berdasarkan hadith adalah seperti berikut:

* Barang siapa membaca ayat Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah SWT mewakilkan dua orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.

* Barang siapa membaca ayat Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dlm lindungan Allah SWT sehingga sembahyang yang lain.

* Barang siapa membaca ayat Kursi di akhir tiap sembahyang, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya dan ahli rumah-rumah disekitarnya.

* Barang siapa membaca ayat Kursi di akhir tiap2 sembahyang fardhu, Allah SWT menganugerahkan dia setiap hati orang yg bersyukur, setiap perbuatan orang yg benar, pahala nabi2 serta Allah melimpahkan padanya rahmat.

* Barang siapa membaca ayat Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah SWT mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.

* Barang siapa membaca ayat Kursi di akhir sembahyang Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia adalah seperti orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid.

* Barang siapa yang membaca ayat Kursi ketika dalam kesempitan nescaya Allah SWT berkenan memberikan pertolongan kepadanya
.


TINGKAHLAKU SEMASA TEMUDUGA:

TINGKAHLAKU SEMASA TEMUDUGA:

  1. Semasa hendak masuk ke bilik temuduga janganlah gentar. Buat seperti biasa saja. Biasakan memberi ucapan ‘selamat pagi/selamat petang’ mengikut pada keadaan waktu, atau ‘assalamualaikum’ sekiranya panel temuduga itu beragama Islam.
  2. Jangan hulurkan tangan anda untuk berjabat tangan selagi penemuduga itu tidak membuat gerakan dahulu, jika kiranya ia hendak berbuat demikian.
  3. Jangan terus duduk melainkan telah dijemput berbuat demikian. Apabila disuruh duduk, ucapkan terima kasih dan duduklah dengan sempurna serta tegakkan badan. Jangan menggelisah.
  4. Jangan cuba hendak mengalih keadaan kerusi yang disediakan.
  5. Serahkan dokumen-dokumen berkaitan apabila diminta. Jangan anda meletakkan barang-barang lain, tangan ataupun siku anda di atas meja penemuduga.
  6. Jangan duduk bersilang kaki. Jangan goyang-goyangkan kaki ataupun menggerakkannya ke sana sini.
  7. Jangan cuba hendak menjenguk atau membaca surat-surat dan lain-lain kertas yang terdapat di atas meja penemuduga.
  8. Biarkan penemuduga memulakan perbualan.
  9. Apabila bercakap pandanglah ke muka penemuduga itu.
  10. Jangan menjawab soalan-soalan dengan tergopoh-gapah. Jawablah setiap soalan yang ditanya dengan terang dan jelas serta mudah didengar. Jawapan yang diberi itu hendaklah tepat dan jangan bercakap panjang lebar perkara yang tidak berkaitan. Jangan sekali-kali menggunakan bahasa kasar. Bercakaplah dengan penuh rasa yakin dan tenang.
  11. Gunakan ganti nama seperti tuan/puan pada orang yang menemuduga dari semasa ke semasa, tetapi jangan selalu sangat menggunakannya pula. Apabila menyebut nama seseorang gunakan gelaran yang terdapat pada nama orang tersebut seperti Tuan/Tan Seri/Dato’/ Dato’ Seri/Tuan/Puan/Encik dan sebagainya.
  12. Anda haruslah sentiasa bersopan santun biarpun ada ketikanya soalan yang dikemukakan mungkin mencabar anda. Perkara semacam ini selalunya disengajakan untuk melihat sejauhmana anda akan bertindak terhadap keadaan atau situasi yang menekan.
  13. Tumpukan perhatian pada setiap soalan dan beri jawapan atau tindakbalas yang tepat dan sempurna.
  14. Cuba kembangkan perbincangan pada tajuk/hal yang telah menarik perhatian penemuduga, tetapi bersedialah membatasi mana-mana yang dirasakan tidak menarik perhatian mereka.
  15. Anda mestilah bersedia dan berwaspada pada setiap ketika. Hujahkan satu-satu ‘point’ itu dengan penuh semangat.
  16. Cuba kembangkan jawapan "ya" atau "tidak" anda dengan sebab musabab yang munasabah.
  17. Jika anda tidak tahu jawapan kepada sesuatu soalan, jangan cuba hendak berbohong ataupun mendiamkan diri sahaja kerana ini nanti akan melemahkan peluan anda. Sebaik-baiknya anda berterus terang yang anda tidak tahu jawapan bagi soalan berkenaan.
  18. Jangan menguyah sesuatu semasa temuduga sedang berjalan.
  19. Jangan sekali-kali cuba menyampuk semasa penemuduga sedang bercakap atau berbincang sesuatu di antara mereka.
  20. Minta penjelasan sekiranya anda tidak begitu faham pada soalan-soalan tertentu.
  21. Bersedia memberitahu penemuduga tentang keluarga, persekolahan, kegemaran dsb., selaiin dari pilihan kerjaya dan pengajian anda. Jangan bercakap berlebihan dan yang tidak sepatutnya. Jangan pula berbincang apa-apa masalah peribadi anda semasa temuduga.
  22. Jangan menyeterui para penemuduga dengan sifat angkuh atau sifat tidak acuh yang anda tunjukkan.
  23. Gunakan satu-satu bahasa tanpa campur-aduk dengan bahasa lain. Sebagai contoh jangan gunakan, "I fikir problem ini tidak dapat diselesaikan". Ataupun "You taulah, problem ini begitu complicated". Sekiranya disoal dalam Bahasa Melayu, jawablah dalam Bahassa Melayu dan sekiranya disoal dalam Bahasa Inggeris, anda perlulah pula menjawab dalam Bahasa Inggeris.
  24. Cuba jawab semua soalan dengan tenang. Jangan cuba menengking penemuduga. Mungkin soalan itu mudah dan tidak berkaitan. Umpamanya jika ditanya berapa orang calon sedang menunggu di luar, itu tidak ada kaitan dengan pilihan kerjaya anda. Tujuan soalan sedemikian dikemukakan ialah untuk melihat sama ada anda ‘observant’ atau tidak.
  25. Biarkan penemuduga itu menamatkan temuduga.
  26. Di akhir temuduga, ucapkan terima kasih kepada panel temuduga kerana memberi peluang kepada anda menghadiri temuduga itu.

Tambahan: Jika diberi peluang untuk bertanya soalan, kemukakan soalan yang munasabah.

Thursday, August 12, 2010

Dear UKM Accounting Students,

We are pleased to inform you that MICPA (CPA Malaysia) is now on Facebook and Twitter. To get updates on MICPA, you are invited to:

Follow MICPA on Twitter : http://twitter.com/CPAMalaysia

And

Find MICPA on Facebook : http://www.facebook.com/pages/The-Malaysian-Institute-of-Certified-Public-Accountants/140858902595956?ref=ts

You are welcome to contact me at 03-2698 9622 or email xinyi.pr@micpa.com.my

Thank you

Tuesday, August 10, 2010

A Second Chance in Business - To Benefit All of Us

  • Entrepreneurs make mistakes - but then who doesn't?

"Anyone who has never made a mistake has never tried anything new" - Albert Einstein. As a society, we haven't come up with the inventions and new thinking that has made us all so much richer over the centuries by steadfastly avoiding mistakes - but rather by learning from them.

  • Entrepreneurs aren't infallible - but who is?

Some well-established companies would not exist if their founders had given up after their first failure, and we would have to go without a host of practical, everyday items if the inventors had abandoned their pioneering instincts after their first failed attempts. Business failure has to be taken seriously, but if we want to tap the full potential of business to creating wealth and jobs in Europe, we should ensure that genuinely talented entrepreneurs have every opportunity to give it another try.

  • Starting out

Studies show that Europeans are relatively risk-averse, and this can deter many people with otherwise great business ideas from starting their own company. The most common concerns are the risk of going bankrupt and losing personal property, in particular the negative impact on one's family. Another deterrent to entrepreneurship is the stigma attached to business failure. If we are to encourage more people to start their own business, we need to foster a positive attitude to risk-taking and failure, as well as providing appropriate support.

  • When the going gets tough

Small businesses are especially prone to running into financial difficulties as they often lack the resources to adapt to rapidly-changing market conditions. But if such businesses can be saved, their assets could be more valuable if they were retained in the business rather than being sold off to pay creditors. This approach would be more likely to preserve jobs, give creditors a larger return on their investment and allow the company to continue making a contribution to the economy. So we need to enhance the survival rate of viable businesses and encourage entrepreneurs in distress to take action early on.

  • Starting again

Entrepreneurs who have tried but failed need an opportunity for a fresh start. Studies show that they learn from their mistakes, and that this leads to growth in GDP, employment and productivity. If Europe is to tap the full potential of its business self-starters, they need both financial and moral support for their second venture.

  • Winding up failed companies

If it proves impossible to save a company by restructuring, it should be easy to wind it up, to minimise the losses for all parties. Bankruptcy leaves debts unpaid and destroys capital and jobs. Efficient bankruptcy procedures are essential to strike a balance between the interests of the business, its investors and its staff.

~credit : http://ec.europa.eu/~